Skip to main content

Ngentot dengan Anak SMA

Saya Andri, 32 Tahun , kisah saya ini berawal sekitar tahun 2004 ketika saya memutuskan untuk pindah dari mess kantor saya, dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumah om saya, di Jaksel, dari iklan koran pos kota akhirnya saya dapatkan rumah kontrakan dipinggir tol, sepanjang Jl. TBS. daerah ini masih berupa kampung yang masyarakatnya masih sering kumpul-kumpul dan masih saling mengenal satu sama lain, antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini. Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya. Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi ta...

Ayahku yang Perkasa

Perkenalkan namaku ratna, ini adalah kejadian nyata yang kualami kira-kira pertengahan tahun 2005 yang lalu. Papaku adalah seorang pensiunan, sementara ibuku seorang wanita karier. Kejadian ini kualami saat aku sedang istirahat sepulang sekolah. Dan berlanjut terus hingga sekarang. hingga aku mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku. Sementara mamaku tahunya aku dihamili oleh mantan pacarku.

Peristiwa yang kualami sejak 7 tahun yang lalu dan sampai kini masih terus terulang, entah sampai kapan aku bisa menghentikan semua ini.
Cerita ini bermula ketika aku masih duduk dibangku kelas 2 SMA, saat itu pulang sekolah aku dapati rumah dalam keadaan sepi, aku nggak tahu mama yang biasanya dirumah siang itu tidak kujumpai dan papaku memang jam segitu biasanya masih sibuk dikantor, beliau adalah seorang guru di sebuah sekolah swasta di kota Malang. Siang itu udara sangat panas, aku bergegas masuk kerumahku, aku memang setiap hari membawa kunci pintu rumah sendiri sehingga aku nggak perlu bingung seandainya aku pulang kerumah dan dirumah tidak ada orang. Aku masuk ke rumah dan langsung menuju ruang makan, aku melihat hidangan makan siang sudah disediakan oleh mama, tanpa pikir panjang, aku langsung makan dengan lahapnya, maklum aku sangat kelaparan siang itu ditambah lagi perjalanan pulang kerumah dari sekolahku lumayan jauh. Selesai makan aku menuju ke kamar mandi, sekedar mencuci muka, tangan dan kakiku kemudian aku menuju ke kamarku untuk mengganti baju seragamku.
Entah kenapa siang itu tidak seperti biasanya badanku terasa lelah sekali, aku rebahkan tubuhku ditempat tidur dan mencoba untuk tidur namun aku tidak juga bisa memejamkan mataku, aku malah teringat pada pacarku, aku ingat beberapa hari yang lalu aku dipaksa melakukan hubungan intim oleh pacarku yang satu sekolah denganku, semula aku menolak tapi karena aku diancam akan diputuskan dan karena aku sangat mencintai pacarku akhirnya kamipun melakukan hubungan yang dilarang oleh agama itu. Dan siang ini tiba-tiba aku kangen sekali dengan pacarku, ingin sekali rasanya aku melakukan hubungan intim itu lagi. Aku mulai berkhayal dan gairahkupun mulai muncul. Kumasukkan tanganku kedalam celana dalamku dan mulai kumainkan jari-jariku di itilku, oh… rasanya nikmat sekali, tanganku yang satupun mulai meremas payu daraku. Siang itu aku melakukan masturbasi dikamarku karena aku tidak mampu membendung hasratku yang menggebu-gebu karena ingin bercinta. Aksiku tidak cukup sampai disitu, udara yang panas menuntunku untuk melepas seluruh pakaianku. Kubuka bajuku, celanaku, celana dalam, juga BHku. Rasanya lebih nyaman masturbasi dengan telanjang bulat. Aku terus menggelitik itilku dan sesekali memasukkan jariku kedalam memekku dan terus kurema-remas payudaraku sampai akhirnya aku klimaks. Tanpa terasa akhirnya aku tertidur setelah aku berhasil memuaskan diriku sendiri.
Udara dingin kurasakan menyentuh kulitku,aku berusaha membuka mataku ,rupanya aku tertidur cukup lama, dan udara sore yang dingin telah membangunkan aku. Kubuka mataku perlahan pelan-pelan dan aku terkejut karena didepanku, disamping tempat tidurku kulihat seorang laki-laki berdiri dalam keadaan telanjang bulat sepertiku dan sedang menggenggam kontolnya dan mengocoknya. Hampir aku tidak percaya bahwa orang yang sedang melakukan onani itu adalah papaku sendiri sambil mengamati tubuhku yang telentang dalam keadaan telanjang. Aku dan papa sama-sama terkejut, segera kuraih bantal untuk menutupi tubuhku ini. Papa mendekatiku dan duduk disisi tempat tidurku sambil tangannya yang satu masih tetap memegangi kontolnya dan tangan kirinya mencoba mengelus rambutku.
“Kenapa kamu tidur telanjang sayang?” Tanya papaku sambil membelai rambutku. Aku diam saja. Kubiarkan tangan papaku membelai rambutku. Seperti tersihir, sore itu aku diam saja dan tidak berusaha memberontak ketika papa berusaha membaringkan aku lagi, papa mengambil bantal yang kupakai untuk menutupi sebagian tubuhku, akupun tidak berusaha mempertahankan bantal itu. Kini aku benar-benar telanjang dan ditelanjangi oleh mata papaku. Papa berusaha berbaring dengan posisi menghadap kepadaku, dibelainya wajahku dan papa mengecup keningku. Melihat aku hanya diam papakupun makin berani beraksi, aku agak terkejut ketika tiba-tiba papa melumat bibirku, kali ini aku sedikit berontak namun tidak lama setelah itu akupun luluh dan mulai menikmati ciuman bibir bersama papaku. Tangan papa mulai bergerilya, disentuhnya dadaku dan diremas-remas.”Oh…” nikmat sekali rasanya. Jari papa juga memelintir puting susuku yang masih kecil, aku tak kuasa untuk menolak perlakuan papaku itu. Mungkin karena aku tidak bereaksi dan bahkan terkesan menikmati makanya papa berani menindih tubuhku, kurasakan sesuatu yang nikmat ketika kulit kami saling bersentuhan, papa terus melumat bibirku, memagut leherku dan kecupan bibirnya semakin kebawah hingga akhirnya sampai di buah dadaku yang sudah mengencang karena menahan birahi, kedua tangan papa meremas-remas payudaraku dan sedangkan lidah dan mulutnya berusah menjilati dan mengulum pentilku yang ranum. Aku hanya bisa mendesah dan menggelinjang, rasanya nikmat sekali. Puas mempermaikan susuku papa mendekatkan mulutnya ke selangkanganku, dilebarkannya kakiku dan “Oh…zzzz.. ah…” papa menjilati memekku, lidah papa menjilat dari bagian memekku yang paling bawah sampai yang paling atas dan sesekali berhenti di itilku, digelitikknya itilku dengan gerakan lidahnya yang lincah. Aku benar-benar tak mampu berontak, aku benar-benar menikmati permainan papaku. Sesaat setelah itu papa mendekatkan kontolnya ke wajahku, tangan papa membimbing tanganku agar aku mau memegangnya dan mengulumnya. Aku lakukan saja, kontol papaku cukup besar dan panjang, lebih besar 2 kali lipat dibandingkan dengan kontol pacarku yang masih SMA. Masih dalam posisi telentang kukocok dan kukulum kontol papa yang hampir tidak muat dimulutku, sesekali lidahku menyusuri kontol papa dan kudengar papa mendesah keenakan. Puas dengan aksiku papa mendekatkan kontolnya ke memekku, Kakiku yang dalam posisi mengangkang memudahkan papa untuk mendekatkan kontolnya di memekku, awalnya papa hanya menggesek-gesekkan kontolnya di itilku yang sudah basah.
“Masukin pa.. “ pintaku lirih.
“Iya sayang, sebentar ya..”
“Ayo pa..ratna udah nggak tahan nih pa..oh…”
Papa mulai mengarahkan kontolnya ke lubang memekku, ditekannya pelan-pelan, ditarik lagi, diulang-ulang karena memang memekku masih sempit. Papa agak kesulitan untuk memasukkan kontolnya dan aku juga merasa perih di memekku tapi aku tahan karena kalah oleh birahiku yang menggebu. Berulang-ulang dan akhirnya,”bles..” kontol papa berhasil masuk ke memekku seluruhnya, rasanya sungguh luar biasa dan tidak bisa kugambarkan. Sesaat papa membiarkan kontolnya ditelan oleh memekku kemudian dengan hati-hati papa mulai melakukan gerakan maju mundur.
“Enak nggak sayang?” Tanya papaku.
“Enak sekali pa..oh….terus pa…”
Entah berapa kali kontol papa mengocok memekku sampai akhirnya akupun berhasil mencapai klimaks.
“Papa… oh.. lebih cepat pa.. “pintaku.
Uuuugh..hah… ayo pa.. oh.. oh… Aku berhasil klimaks, urat-urat ditubuhku yang sempat menegang akhirnya mulai mengendur. Melihat aku lunglai tak berdaya papa menghentikan gerakan maju mundurnya dan menarik kontolnya keluar.
“Oh sayang,..tolong dikocok sayang…” pinta papaku. Segera kuraih kontol papa yang masih kaku, kugenggam dan kukocok-kocok sampai akhirnya papa mendesah tertahan bersamaan dengan itu cairan putih dan kental menyembur dan mengenai dadaku. Banyak sekali cairan itu dan rupannya papa sangat puas dengan apa yang kulakukan.
Setelah itu papa merebahkan diri disampingku, tubuhku dipeluknya erat sampai akhirnya kami tertidur bersamaan karena kelelahan. Malam harinya kami baru bangun dan aku baru sadar bahwa seharian aku tidak melihat mama.
“Mama kemana sih pa?” tanyaku ke papa.
“Mama baru berangkat kerumah nenek di kampung”.
Malam itu kuhabiskan waktu bersama papa sampai pagi, berkali-kali aku dan papa ngentot dengan berbagai gaya, dalam hati aku kagum dengan papaku yang sangat perkasa sampai akhirnya di pagi harinya aku bolos sekolah karena kecapekkan bercinta dengan papaku sendiri.
Setelah peristiwa itu aku dan papa jadi sering ngentot, bahkan sampai sekarang namun saat ini aku kuliah diluar kota jadinya kami tidak bisa sesering dulu melakukannya. Entah sampai kapan semua ini bisa berakhir, kadang aku tersiksa oleh perasaan bersalah dan dosa tapi aku sulit sekali untuk menghentikannya apalagi kalau ada papa didekatku. Habisnya enak banget sich xi xi xi. Apalagi kini aku telah mempunyai seorang putri buah cintaku dengan papaku, yang cantik, dan sehat. Mungkin kelak aku akan berhenti bila ada laki-laki yang mampu menerima keadaanku ini apa adanya, serta mencintaiku juga putriku dengan setulus hati

Comments

Popular posts from this blog

Teh Lilis

Pulang kampung adalah hal yang jarang Liban lakukan, dan kali ini Liban memaksakan diri utk pulang. Setelah mendapatkan ijin dari sang big boss, Liban menuju ke kampung dimana dia dulu di lahir kan. Liban membawa mobil kantor, berangkat dari jakarta, jam 11 malam, dan sampai di Bandung jam 2.30, Liban langsung menuju Ciwidey, sampailah di sana sekitar jam 4 subuh. Liban memasuki perkarangan rumah nya, gelap masih menyelimuti kampung Liban yg cukup terpencil.( sekedar informasi, rumah Liban mirip posisi nya seperti rumah si doel anak sekolahan, tapi perkarangan nya tidak seluas rumah si Doel.) Saat liban mematikan mesin mobilnya, terlihat lampu ruang tengah menyala. Dan ada kepala yg melongok dari jendela yg di tutupi gorden. " maahh..." kata Liban sambil membuka pintu mobil. " eh a'a... " begitulah biasa mamah Liban memanggilnya dgn sebutan a'a. Angin subuh yg dingin menyambut kedatangan Liban. Liban turun dari mobil membawa banyak sekali oleh2 utk mamah...

Nikmatnya Anak Tetangga

Sudah beberapa hari ini aku memperhatikan seorang anak yang tinggal di sebelah rumah kontrakan ku.  Namanya adalah dea, seorang anak perempuan berumur 15tahun.  Dea tinggal dengan ibunya karena ayahnya sudah lama pergi meninggalkan dea dan ibunya. Ibunya dea adalah seorang penjaga toko di depan komplek rumah kami. Sisa peninggalan ayahnya hanyalah rumah yang sekarang di tempati nya.  Siang itu aku melihat dea menangis di pinggir rumahnya, maka ku hampiri saja. "dea, kenapa?" dea hanya menggeleng, mencoba menahan air matanya.  "ada apa? Koq kamu nangis? Coba cerita sama om doni." tanyaku akhirnya dea pun bercerita bahwa ia di pulangkan dari sekolahnya karena sudah 3 bulan menunggak spp, sementara ibunya belum mempunyai uang. "udah dea gak usah nangis..dea mau sekolah?" tanyaku dea pun hanya mengangguk.  "ya sudah, nanti om bantu, tapi dea harus janji ga boleh bilang sama mama kalo om yang bantu dea bayar spp gimana ?" tanyaku  "iya om...

Nikmatnya Digilir

Satu waktu ada om yang ngajak ku kencan. Aku si iya aja, soalnya omnya asik si, mana keren lagi orangnya. Aku diajaknya ke apartmentnya. Aku hanya mengenakan rok mini terusan yang tipis. “Masuk yuk”, katanya sambil mengunci pintu apartmentnya. Dia lalu masuk ke kamar dan menukar pakeannya dengan baju mandi, "biar santai", katanya. Dia menyiapkan makanan yang dibelinya ketika menjemputku. Aku diajak makan, "Blon makan kan Nez". Kita makan sambil ngobrol. Selesai makan aku membantunya mencuci peralatan makan, Karena dia tinggal sendiri dia aprtmentnya. Aku gak nanya2 kenapa sendiri, bukan urusanku kan. Dia duduk disofa di depan TV. Aku duduk disebelahnya, langsung tangannya memeluk pundakku. Karena pakeanku tipis, maka bra dan CDku berbayang. Dia mulai merayuku “Kamu seksi sekali Nez". "Masak si om, Inez kurus gini". "Itu bukan kurus Nez, tapi langsing, proporsional lah badan kamu, makanya aku bilang kamu sexy", katanya sambil mengelus tanga...