Skip to main content

Ngentot dengan Anak SMA

Saya Andri, 32 Tahun , kisah saya ini berawal sekitar tahun 2004 ketika saya memutuskan untuk pindah dari mess kantor saya, dan mencari rumah kontrakan di daerah sekitar rumah om saya, di Jaksel, dari iklan koran pos kota akhirnya saya dapatkan rumah kontrakan dipinggir tol, sepanjang Jl. TBS. daerah ini masih berupa kampung yang masyarakatnya masih sering kumpul-kumpul dan masih saling mengenal satu sama lain, antara pendatang dan penduduk asli sangat akrab, suasananya jauh beda dengan suasana di pedesaan di daerah asal saya, beruntung sekali saya dapat rumah kontrakan di Jakarta dengan suasana seperti ini. Begitu mulai tinggal disana ( pada waktu itu saya masih bujangan ), saya mulai berkunjung memperkenalkan diri ke tetangga-tetangga rumah saya , sebelumnya lapor bapak ketua RT terlebih dahulu yang kebetulan pas di depan rumah kontrakan saya. Tetangga kiri saya, tinggal keluarga yang lumayan besar, terdiri dari 2 anak laki2 dan 3 anak perempuan ( sebenarnya perempuan ada 2 lagi ta...

Gadis Cantik di Rumah Om

Cerita ini bermula ketika aku datang kerumah omku aku dan akan berencana tinggal dirumah omku karena aku akan kuliah dikota tempat tinggal omku bermukim. Omku sudah berumur kira-kira setengah abad, sudah bercerai dua tahun yang lalu karena suatu sebab, anak - anaknya sudah sukses dan berkeluarga dan tinggal diluar kota.
Sampai di rumah om aku langsung dipersilakan masuk oleh omku, “apa kabar don...?” sapa omku dengan ramah, “baik om”sapaku tak kalah ramahnya, laul om ku mempersilakan duduk, akupun duduk dan om kembali membuka pembicaraan “kabar bapak ibumu baik-baik saja kan don...?” kata omku, “baik om...” sahutku, lalu aku mengutarakan maksud dan tujuanku datang kerumah om, dan om pun menyetujui dan sangat senang sekali menggigat ia tinggal sendirian.
Hari ke hari berjalan seperti biasa aku kuliah, pulang, main dan kuliah lagi berjalan seperti biasanya, sampai akhirnya ada Gadis cantik mengetuk pintu depan. “pagi mas, pak arman ada” sapanya dengan sopan, “ bentar ya mbak” sahutku segera, perlahan kupandangai wanita cantik tersebut, rambut panjang terurai dengan cepit rambut dibagian kanan, kaos ketat dengan lengan pendek yang hanya menutupi bagian pundaknya saja, memperlihatkan lipatan ketiaknya yang putih dan lengannya tak jauh beda putihnya, bentuk tubuhnya pun indah dengan pinggang bak gitar spanyol, jantungku sempat berdebar saat kulihat dadanya yang besar membusung, kalau di lihat dari umur dan penampilannya pasti ia seorang mahasiswi, “loh mas ada yang salah dengan saya, kok melotot gitu” kata wanita tersebut saat melihat aku tertegun dengan mata tajam tertuju pada dadanya, ‘ oh yah...Om Arman ya, lagi tidur sebentar saya panggilkan” sahutku gelagapan. Tak lama kemudian om Arman keluar dan mempersilakan Gadis tersebut duduk, kemudian Om Arman mulai membuka pembicaraan, “oh ya Don kenalin ini rekan bisnis Om, gini Sinta ini anak magang di perusahaan Om, dan kebetulan selain magang dia juga punya bisnis MLM dan Om tertarik untuk berinvestasi, ”terang Om Arman, aku pun cuma mengganguk, “oh ya dia juga sekampus lho sama kamu”, Sinta pun tersenyum dan berkata “kamu semester berapa jaurusan apa”, aku pun menyahut, “oh baru semester satu kok mbak”, sambil tersenyum dia menyahut, “jangan panggil mbak dong, panggil aja Sinta, kan umur kita ngak beda jauh”, aku kaget, “emang umur kamu berapa?” sahutku segera, “yach 19 tahunan” sahutnya sambil tersenyum. Hebat banget Om Arman bisa kenal cewex cantik masih muda lagi, menggingat umurnya yang hampir mendekati setengah Abad, gumanku dalam hati kemudian Sinta dan Om mulai membicarakan soal bisnis, akupun hanya duduk sambil mendegarkan pembicaraannya sambil sesekali melirik tubuh Sinta yang semakin membuat Kontolku mengeras, terkadang lirikan mataku tertangkap olehnya dan ia pun hanya tersenyum, entah disengaja atau enggak ia malah menggangkat tangannya untuk merapikan rambut yang panjang dan indah, saat ia menggangkat tangannya ketiak putihnya pun terlihat dengan bintik-bintik hitam di lipatan ketiaknya, bekas bulu ketiak yang tercukur, dan dada yang besarpun membusung kedepan, pemandangan yang indah ini pun semakin membuatku gelisah, Sinta pun hanya tersenyum simpul saat menangkap mataku menatap tubuh indanya.
Satu jam berlalu, tiba-tiba Hp ku berbunyi ternyata ada SMS, “Om, Sinta aku kekampus dulu ya, ada tugas yang harus dikerjakan bareng temen”, kataku segera setelah menutup Hpku, “ya udah tapi habis itu lansung pulang ya”, seru Om Arman, Sinta hanya tersenyum mempersilakan aku pergi kekampus, dua jam berlalu tugas udah kukerjakan dan akupun siap-siap untuk pulang,

Hpku berbunyi ada telpone dari Om Arman, “ada apa Om” seruku “uh...uh...anu don nanti beliin nasi bungkus ya buat makan malam oh ya sekalian buat sinta ya”, kata Om Arman dari Hpku, dari suaranya sepertinya Om Arman habis berlari-lari, “kok Om terengah-engah gitu ”sahutku, “oh ngak don Om lagi kepanasan aja” jawabnya segera. Tanpa pikir panjang akupun langsung ke warung padang membeli nasi bungkus dan meluncur kembali ke rumah. Sesampainya dirumah Om dan Sinta tak ada di ruang tamu, “kemana Om dan Sinta kok sepi” gumanku dalam hati, aku melangakah mendekati kamar Om Arman, pintunya tak dikunci lansung aja kumasuk dan ternyata Om ngak ada dikamarnya, kulangkahkan kakiku mendekati kamar tidur tamu dan begitu aku mendekati pintunya hendak meraih handle pintu tiba-tiba terdengar suara jeritan wanita “uh...oh...ah...Om...terus...Om...trus..!, jangan berhenti Sinta mau sampai...ah...ah...ah” terdegar suara jeritan Sinta begitu keras terdengar “ah...ah...om...Sinta...nyampai...Ahhh, aku pun termenung sesaat “loh ngapain si sinta Njerit-njerit kayak gitu”, selain suara jeritan Sinta terdegar pula suara ranjang yang digoyang, “nyit......nyet....kick...kick..” selain kedua suara tersebut terdegar juga suara yang aku tak tahu apa itu “...plok...plok...plek...plek..”, suara-suara itu terdengar berirama, jeritan keras sinta pecah lagi “uh....ah...ihh....ahh...om....Sinta...mau...lagi....” aku semakin heran mengapa sinta menjerit begitu hebat, disusul suara jeritan Om Arman tak lama kemudian “ooooooh...Sinta...om...mau...nyampai”, seru Om Arman dengan kerasnya, kemudian disusul teriakan Sinta “Om...kluarinnya.....didalam....aja...”, “uhhhhhhh...Sinta....”raung Om Arman kemudian, untuk sesaat suara-suara jeritan Om Arman dan Sinta tak terdengar lagi, ”gimana Om...puas” terdegar suara Sinta kemudian, “uh aku puas banget Sin, kamu memang hebat”. Aku semakin penasaran dengan apa yang dilakukan Om Arman dan Sinta di kamar tamu,
dan ketika aku hendak mengintip lewat lubang ventilasi diatas pitu kamar tiba-tiba terdengar suara Om Arman “Doni nyampai rumah belum ya gawat kalau sampai ketahuan” seru Om arman, “telpon aja Om si Doni, memangnya Om ngak cerita soal kita ya” sahut Sinta kemudian, “aku belum siap,” kata Om Arman menimpali, “kamu seharusnya pacaran sama orang yang seumuran Doni” kata Om Arman kemudian, “tapi Sinta iklas kok dan seneng ngelakuinnya apalagi Om juga hebat bisa membuat Sinta Orgasme sampai berkali-kali” sahut Sinta. Kuurungkan niatku mengintip mereka dengan nasi bungkus tetap ditangan, aku kembali kehalaman depan pura-pura baru nyampai rumah tak lama kemudian Hp ku berbunyi selamat batin dalam hati “kamu dimana Don”,seru Om Arman dari Hpku “dah nyampai dirumah” jawabku, “Don kamu tunggu di halaman, bentar Om bukaiin pintu”, “baik om”.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Lilis

Pulang kampung adalah hal yang jarang Liban lakukan, dan kali ini Liban memaksakan diri utk pulang. Setelah mendapatkan ijin dari sang big boss, Liban menuju ke kampung dimana dia dulu di lahir kan. Liban membawa mobil kantor, berangkat dari jakarta, jam 11 malam, dan sampai di Bandung jam 2.30, Liban langsung menuju Ciwidey, sampailah di sana sekitar jam 4 subuh. Liban memasuki perkarangan rumah nya, gelap masih menyelimuti kampung Liban yg cukup terpencil.( sekedar informasi, rumah Liban mirip posisi nya seperti rumah si doel anak sekolahan, tapi perkarangan nya tidak seluas rumah si Doel.) Saat liban mematikan mesin mobilnya, terlihat lampu ruang tengah menyala. Dan ada kepala yg melongok dari jendela yg di tutupi gorden. " maahh..." kata Liban sambil membuka pintu mobil. " eh a'a... " begitulah biasa mamah Liban memanggilnya dgn sebutan a'a. Angin subuh yg dingin menyambut kedatangan Liban. Liban turun dari mobil membawa banyak sekali oleh2 utk mamah...

Nikmatnya Anak Tetangga

Sudah beberapa hari ini aku memperhatikan seorang anak yang tinggal di sebelah rumah kontrakan ku.  Namanya adalah dea, seorang anak perempuan berumur 15tahun.  Dea tinggal dengan ibunya karena ayahnya sudah lama pergi meninggalkan dea dan ibunya. Ibunya dea adalah seorang penjaga toko di depan komplek rumah kami. Sisa peninggalan ayahnya hanyalah rumah yang sekarang di tempati nya.  Siang itu aku melihat dea menangis di pinggir rumahnya, maka ku hampiri saja. "dea, kenapa?" dea hanya menggeleng, mencoba menahan air matanya.  "ada apa? Koq kamu nangis? Coba cerita sama om doni." tanyaku akhirnya dea pun bercerita bahwa ia di pulangkan dari sekolahnya karena sudah 3 bulan menunggak spp, sementara ibunya belum mempunyai uang. "udah dea gak usah nangis..dea mau sekolah?" tanyaku dea pun hanya mengangguk.  "ya sudah, nanti om bantu, tapi dea harus janji ga boleh bilang sama mama kalo om yang bantu dea bayar spp gimana ?" tanyaku  "iya om...

Nikmatnya Digilir

Satu waktu ada om yang ngajak ku kencan. Aku si iya aja, soalnya omnya asik si, mana keren lagi orangnya. Aku diajaknya ke apartmentnya. Aku hanya mengenakan rok mini terusan yang tipis. “Masuk yuk”, katanya sambil mengunci pintu apartmentnya. Dia lalu masuk ke kamar dan menukar pakeannya dengan baju mandi, "biar santai", katanya. Dia menyiapkan makanan yang dibelinya ketika menjemputku. Aku diajak makan, "Blon makan kan Nez". Kita makan sambil ngobrol. Selesai makan aku membantunya mencuci peralatan makan, Karena dia tinggal sendiri dia aprtmentnya. Aku gak nanya2 kenapa sendiri, bukan urusanku kan. Dia duduk disofa di depan TV. Aku duduk disebelahnya, langsung tangannya memeluk pundakku. Karena pakeanku tipis, maka bra dan CDku berbayang. Dia mulai merayuku “Kamu seksi sekali Nez". "Masak si om, Inez kurus gini". "Itu bukan kurus Nez, tapi langsing, proporsional lah badan kamu, makanya aku bilang kamu sexy", katanya sambil mengelus tanga...